Rasa tidak percaya diri

 


Saya yakin banyak diantara kita yang sering sekali merasa tidak percaya diri. Merasa tidak puas dengan diri sendiri, merasa paling buruk, atau bahkan merasa jika diri kita tidak berguna. Menurut saya semua rasa itu adalah hal yang wajar. Jika ada yang bertanya kenapa wajar? Tentu saja jawabannya karena semua orang selalu menginginkan yang terbaik untuk dirinya, dan semua orang juga ingin membanggakan orang-orang di sekitarnya. Tapi  Pernahkah kalian menyadari jika rasa tidak percaya diri adalah musuh terbesar kita. Rasa tidak percaya diri tidak akan membuat kita maju, tetapi malah sebaliknya. Kita akan tetap berada pada tahap kita yang sekarang. Kita ingin maju, tetapi rasa tidak percaya diri itu selalu saja menghalangi. Dia selalu saja membuat kita terus, terus, dan terus memikirkan kekurangan, kesalahan, dan segala hal buruk yang ada dalam diri kita. Saat kita tidak percaya diri kita juga akan sulit untuk bergerak. Karena apa? Karena setiap kita melakukan aksi, sekecil apapun aksi itu, kita selalu saja membandingkannya dengan orang lain.

Rasa tidak percaya diri, keraguan, dan ketakutan pasti pernah dirasakan oleh semua orang. Bahkan orang yang paling percaya diri sekalipun, pernah memiliki perasaan yang sama. Lalu apa itu rasa tidak percaya diri? Rasa tidak percaya adalah perasaan tidak aman. Dengan kata lain, seseorang akan merasa ada suatu hal yang kosong dan berusaha untuk mengisinya dengan berbagai cara.

Rasa tidak percaya diri, hal yang normal terjadi. Tetapi merasa tidak percaya diri terhadap diri sendiri sepanjang waktu secara berlebihan dapat mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita. Mulai dari kesehatan fisik, emosional, hingga pekerjaan anda.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan rasa tidak percaya diri. Bentuk tubuh, warna kulit, pekerjaan, materi, ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan nilai dan pandangan masyarakat. Kata kata negatif dari orang orang juga dapat mempuat kita tidak percaya diri. Baik orang terdekat ataupun orang jauh sekalipun. Jangan dengarkan mereka yang berbicara negatif tentang diri kita. Diri kita milik kita, otoritas kita. Jangan biarkan mereka terlalu menilai kita. Sejujurnya identitas kita tidak ditentukan oleh omongan negatif mereka.

Di tengah berbagai pandangan dan pendapat yang dapat menyebabkan rasa tidak percaya diri bagaimana sebaiknya kita menyikapi atau tips menghindari rasa tidak percaya diri? Pertama, menerima diri sendiri. Penerimaan terhadap diri sendiri merupakan syarat utama agar kita tidak menerus membandingkan diri dengan orang lain baik itu dari segi fisik maupun materi. Berdamai dengan segala kekurangan dan kelebihan adalah benteng utama yang harus ada dalam diri seseorang.

Sebagai manusia hal yang sangat perlu untuk kita lakukan adalah kita harus bisa mengenali dan mencintai diri kita sendiri. Kedua hal tersebut adalah hal yang sangat sederhana tetapi dalam kenyataannya tidak mudah untuk dilakukan. Butuh waktu lama agar kita bisa mengenali diri kita sendiri. Saat kita bisa mengenali diri kita sendiri, maka secara otomatis kita akan tahu apa kemampuan dan kelebihan yang ada dalam diri kita. Saat kita sudah mengetahuinya sudah barang pasti kita juga akan tergerak untuk mengembangkannya menjadi sebuah kompetensi. Dalam perjalanan pengenalan diri sendiri tentu saja kita juga akan semakin mengetahui kekurangan kita, tetapi jangan sampai kita hanya memikirkan kekurangan kita hingga kita mengabaikan potensi yang ada.Kekurangan dalam diri memang perlu untuk direnungkan sebagai pembelajaran hidup, tetapi jangan sampai kita terlarut dalam situasi itu. Setelah mengenal diri kita sendiri, maka selanjutnya kita harus belajar untuk mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri berarti kita harus berusaha untuk menjadi diri kita sendiri untuk berkembang. Jangan sampai kita menginginkan menjadi “dia” Agar kita bisa mengembangkan potensi. Menjadikan seseorang sebagai panutan memang sangat diperlukan. Namun, jangan sampai kita berkembang dengan memposisikan diri kita sebagai “dia” Yang kita idolakan. Jadikanlah “dia” Sebagai motivasi hidup, ambil pesan atau tindakan positif dari “dia” Yang diidolakan dan terapkan kebiasaan tersebut kedalam kehidupan kita tanpa kita harus menjadi “dia”. Jadi, “Ubahlah insecuremu menjadi bersyukur dengan berproses sebagai diri kita sendiri”

Kedua, memaksimalkan kelebihan. Tiap orang tentu memiliki potensi dan kelebihan masing-masing. Daripada berfokus pada kekurangan dan terus menerus memikirkan bagaimana agar bisa sesuai standar orang lain, lebih baik pikiran-pikiran tersebut dialihkan dengan melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat dan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki. Mengikuti standar masyarakat atau sesuai keinginan orang lain tidak akan membuat dirimu menjadi sebenar-benarnya dirimu.

Ketiga, jangan suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Masing-masing orang sudah diatur oleh Tuhan yang Maha Esa bagaimana bentuk tubuh dan perjalanan hidup yang sesuai untuk dijalani. Boleh saja melihat kelebihan orang lain untuk dijadikan motivasi, namun jangan sampai hal tersebut menjadikan kita sebagai orang yang tidak percaya diri karena sebuah perbedaan. Yakinlah bahwa kamu memiliki nilai lebih dan unik yang menjadikan dirimu memiliki khas tersendiri.

Keempat, perlu dipahami bahwa perbedaan adalah hal yang wajar. Bukankah pelangi yang indah adalah karena keberagaman warnanya? Oleh karena itu, marilah kita bersyukur dengan segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan.

Dan sekarang coba kita renungkan, Tuhan telah menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada. Tidak ada satupun manusia yang sempurna, semua pasti ada kurangnya. Mungkin dia jago dalam bidang seni, tetapi mungkin juga dia lemah dalam hal bisnis. Mungkin saya dan kalian jago dalam bidang yang sama, tetapi bisa saja saya tidak mampu mengerjakan apa yang telah kalian kerjakan. Hidup ini sebenarnya sederhana saja. Kita cukup mensyukuri apa yang Tuhan berikan, menurut saya semua itu sudah lebih dari cukup. Semua yang ada di dunia ini sebenarnya adalah skenario dari Tuhan. Tuhan telah mengatur segalanya, dan kita hanyalah wayang yang hanya bisa bergerak jika sang dalang berkenan untuk menggerakkannya. Semua wayang dimata sang dalang adalah sama, semua sama-sama benda mati yang tidak mungkin bisa hidup sendiri. Wayangpun dalam ceritanya sudah ditetapkan bagian, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing oleh sang dalang dalam peran mereka. Jadi, sudah tidak mengherankan jika kita sebagai manusia juga memiliki porsi kemampuannya masing-masing untuk berkembang. Jadi, “Ubahlah insecuremu menjadi bersyukur dengan berproses sebagai diri kita sendiri”. Mari kita sama-sama berhenti untuk insecure dan rubah insecure itu menjadi bersyukur.

Komentar